SALAM PAPUA (TIMIKA)- Ada satu lagi keajaiban yang
terlewat dijelajahi, yakni Sungai Mamberamo, sungai dengan keragaman hayati
luar biasa. Sungai terpanjang di Papua. Dikutip dari wikipedia, Sungai
Mamberamo adalah sebuah sungai sepanjang 670 km yang terletak di sebelah
selatan Pegunungan Foja, Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua. Nama
"Mamberamo" berasal dari bahasa Dani — mambe berarti 'besar' dan ramo
berarti 'air'. Beberapa suku terasing bermukim di lembah sungai yang kaya akan
keanekaragaman hayati ini, karenanya Mamberamo dijuluki 'Amazonnya Papua'. Sungai
Mamberamo merupakan sungai dengan lebar terbesar di Indonesia.
Sumber air sungai ini berasal dari pertemuan antara beberapa
anak sungai utama, yaitu Tariku, Van Daalen dan Taritatu. Air lalu mengalir ke
arah utara melalui lembah Pegunungan Van Rees guna mencapai bagian delta yang
berawa dataran rendah. Sungai ini akhirnya bermuara di Samudra Pasifik di titik
utara Tanjung D'Urville. Danau Rombebai dan Bira terletak di sepanjang aliran
sungai.
Secara geologis, Mamberamo dan kawasan sekitarnya memang
cukup menarik karena tersusun oleh endapan batuan sedimen yang tebalnya
mencapai ribuan meter serta terpotong-potong oleh struktur geologi yang rumit.
Juga karena masih dipengaruhi oleh tekanan tektonik aktif, di beberapa tempat
muncul fenomena alam berupa keluarnya semburan lumpur dari dalam bumi
(mudvocano).
Fenomena ini mudah dikenali dari penampakan di lapangan yang
jika diamati dari udara bentuknya berupa kumpulan lumpur dan pasir berwarna
abu-abu berbentuk sirkuler dengan diameter lebih dari 50 m yang muncul di
tengah-tengah hutan lebat.
Sungai sepanjang 670 km ini memiliki kawasan resapan seluas
138.877 km². Kedalaman sungai berkisar antara 8 hingga 33 m. Menurut penelitian
pada 1983, debit airnya mampu mencapai 5.500 m³/detik. Lanskap di sekitar
sungai ini bervariasi.
Di daerah hulu berupa pegunungan yang curam, di daerah hilir
terdapat dataran yang yang berawa-rawa, dan di bagian tengah berupa cekungan
dataran tinggi yang luas. Curah hujan di daerah aliran sungai (DAS) Mamberamo
dapat mencapai 5.600 mm/tahun.
Pada 1545, seorang pelayar bernama Yñigo Ortiz de Retez
menelusuri daerah di sepanjang pesisir utara pulau hingga mulut Sungai
Mamberamo. Di lokasi ini, ia mengklaim pulau tersebut sebagai milik Kerajaan
Spanyol dan menamakannya Nueva Guinea ('Nugini' dalam bahasa Spanyol) yang
dikenal hingga kini. Warga setempat mengandalkan Sungai Mamberamo sebagai
prasarana transportasi. Lahan tanaman sagu dibudidayakan di sepanjang DAS
Mamberamo. (goodnewsfromindonesia.id)
Editor: Sianturi