SALAM PAPUA (TIMIKA) - Pertama di Papua, Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP) yang merupakan sekolah yang dibiayai oleh Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK), memperkenalkan atau me-launching program Montessori untuk jenjang Sekolah Dasar (SD), Jumat (9/8/2024).

Launching program Montessori ini dihadiri oleh, Senior Vice Presiden Community Development PTFI, Nathan Kum, Wakil Direktur Grant Making YPMAK, Yohan Wambrauw dan perwakilan tokoh masyarakat.

Nathan Kum usai meninjau Program Montessori mengatakan, program montessori ini sangat bagus buat anak-anak di usia dini, dan PTFI sangat mengapresiasi YPMAK melalui Yayasan Pendidikan Lokon (YPL) yang mulai menerapkan program ini.

Program ini merupakan program nyata yang akan dipraktekkan ke anak, membantu anak-anak kelas 1 SD untuk mulai mempraktekkan pelajaran menggunakan material, dan ini program pertama di Papua.

“Kami sangat berterimakasih atas program yang dikenalkan kepada anak-anak usia dini kami, dengan menggunakan material untuk belajar atau melakukan praktek langsung. Saya rasa anak-anak bisa langsung paham akan pembelajaran, PTFI sangat mendukung hal ini,” ujarnya.

Menurutnya, dari penjelasan pihak SATP ada sekitar 500 anak jenjang SD yang lulus, masih ada 36 anak yang membutuhkan pembinaan lanjutan, sehingga dengan adanya program ini diharapkan dapat menjawab permasalahan yang terjadi di lapangan saat ini.

“Program ini juga bisa menjawab permasalahan anak-anak yang asik dengan handphone. Kalau dengan program inikan anak-anak lebih fokus belajar dengan menggunakan alat bantu berhitung misalnya, dan alat bantu lainnya,” jelas Nathan.

Selanjutnya, Yohan Wambrauw mengucapkan terimakasih kepada YPL yang telah mengelola SATP dengan baik. Di mana dalam perjalanan waktu selalu mencoba dan mengembangkan kurikulum yang kontekstual. Tentu pengembangan ini dikaitkan dengan kesulitan dan persoalan pembelajaran di Papua terkhusus di Mimika.

Terkait dengan bagaimana SATP mendesain kurikulum yang bisa membantu anak-anak tingkat SD ini, dalam proses belajar yang benar-benar membawa anak-anak ini dalam satu pengembangan potensi diri anak, baik itu terkait dengan akademik atau juga dengan karakter.

“Kami selalu mensupport YPL untuk memajukan SATP, sehingga program ini disesuaikan dengan persoalan dari sisi pembelajar sesuai lingkungan. Namun sejauh ini SATP selalu berhasil memajukan siswa-siswi kami,” ungkapnya.

 

Ia menjelaskan, Program Montessori ini sangat baik dimana orientasinya menghargai murid dalam pembelajaran. Sebab setiap anak itu unik masing-masing mempunyai cara belajarnya sendiri.

“Program ini salah satu jawaban dari tantangan di mana anak-anak mendapatkan tata cara belajar sesuai dengan kebutuhan mereka. Yang jelas menurut saya ini proses yang luar biasa,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Yayasan Pendidikan Lokon Timika, Andreas Ndityomas menjelaskan, program ini adalah bagian dari pengembangan kurikulum pendidikan Lokon. Dimana kurikulum ini berbasis kehidupan kontekstual Papua. SATP menemukan bahwa anak-anak Papua sejak tahun 2003 membutuhkan pendampingan khusus dalam proses pendampingan khusus.

“Strategi yang akan membantu anak-anak bisa mengembangkan konsep memahami tentang bentuk memahami tentang ukuran yang abstrak. Ditahun 2019 Kami menemukan bahwa anak-anak Yang lulusan SD kalau dalam kurikulum Merdeka kapasitas kemampuannya kompetensinya masih fase D,”ujarnya.

Dengan kondisi ini SATP mendorong untuk melakukan kajian kebutuhan riil. Sehingga dengan alur belajar berdasarkan pengalaman nyata bersama siswa membangun teori pengetahuan dan karakter sebagai scientist. Dan proses pendidikan ini sangat membantu anak memikirkan caranya, dan hasil pekerjaan dari belajar itu akan menghasilkan anak yang bermutu.

“Oleh karena itu dalam kajian kami datangi sekolah-sekolah internasional yang termasuk sekolah Montessori, dan kami menemukan metode program Montessori yang paling pas untuk anak. Dengan game antara masa sensitif anak belajar itu masuk ke lompatan Kurikulum Merdeka kami membutuhkan jembatan, itulah Program Montessori. Dan program ini, akan tetap berjalan meskipun kurikulum berubah-ubah,” jelasnya.

Pembimbing Program Montessori, Theodora Karmayanti menjelaskan, metode ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran untuk anak-anak terutama di level SD.

Metode ini juga memberi ruang anak untuk berkompetisi melalui perlombaan atau kejuaraan, yang bisa memberikan kesempatan mereka bereksplorasi dan mendapatkan pengalaman baru (real-world experience), serta sebagai media untuk menganalisa tekad, pengetahuan, dan keterampilan sehingga perbaikan bisa terus dilakukan (Montessori life-long learner).

“Yang jelasnya program ini sangat membantu anak untuk berkreasi sesuai kemampuannya, program ini juga akan membuat anak-anak lebih memahami metode sesuai dengan yang ia mengerti,” pungkasnya.

Penulis: Evita

Editor: Sianturi