SALAM PAPUA (TIMIKA) - Ribuan massa pendukung
pasangan calon (Paslon) Alexander Omaleng dan Yusuf Rombe Pasarrin (AIYE),
gelar aksi damai di depan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Mimika, Jalan
Hasanuddin, Rabu (11/12/2024).
Adapun beberapa poin tuntutan massa AIYE, yaitu kembalikan
hak politik orang asli Papua (OAP). Kembalikan hak suara murni OAP. Kami
tuntut keadilan. Penyelenggara stop menjadi tim sukses. Sistim Noken tidak
berlaku di Papua. Kembalikan suara AIYE di Kwamki Narama, Tembagapura dan Jila.
Pilkada Mimika terbuka di Indonesia.
"Kembalikan suara AIYE yang sudah dicuri oknum yang
tidak bertanggung jawab, karena suara itu suara rakyat kecil yang memberi
kepercayaan kepada AIYE," ungkap massa yang disampaikan oleh Koordinator Aksi,
Nalio Jangkup.
Katanya, Alexander Omaleng merupakan anak adat yang punya
hak untuk memimpin dan membangun tanahnya. Namun, langkahnya dipatahkan oleh
penyelenggara Pilkada yang tidak jujur. Pilkada di Mimika sambungnya, adalah
Pilkada yang paling tidak jujur, karena ada dugaan oknum penyelenggara yang
ikut berpolitik mendukung salah satu Paslon. Bukan hanya KPU, Badan Pengawas
Pemilu (Bawaslu) juga melindungi kejahatan, dan membiarkan praktek Sistem Noken
di Agimuga dan beberapa wilayah lainnya.
"Pilkada di Mimika paling tidak jujur, KPU harus
bertanggungjawab. KPU dan Bawaslu harus kembalikan suara AIYE," desak
Nalio, yang disetujui seluruh massa yang hadir.
Yang terjadi menurutnya, oknum-oknum penyelenggara sengaja
mengintimidasi PPD, dengan tujuan memenangkan paslon lainnya. Upaya pengurangan
suara AIYE ialah sama dengan mencuri. Upaya itu dilakukan untuk memenangkan
paslon yang bukan merupakan anak asli.
"Yang paling nyata ialah Sistem Noken atau bungkus
diterapkan di Timika. Ini paling fatal, padahal hal itu tidak diperbolehkan.
Suara AIYE di Tembagapura, Kwamki Narama dan Jila dicuri semuanya,"
ucapnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh tim pemenangan dari Partai
Buruh, Javed Panggala, bahwa tim AIYE akan terus menuntut hingga keadilan ini
benar-benar berpihak, karena kecurangan terjadi.
Aksi yang saat ini dilakukan menurut Jafed, adalah aksi
tanpa anarkis. Namun, dilaksanakan dengan santun untuk menuntut keadilan,
karena ada upaya intimidasi bagi PPD, bahkan banyak masyarakat yang tidak
diperbolehkan untuk mencoblos. Itu berarti, Pilkada Mimika telah terapkan
sistem noken atau bungkus untuk kemenangan paslon tertentu.
"Kita tidak akan tinggal diam, kami akan terus bersuara
untuk keadilan bagi AIYE," tegasnya.
Penulis: Acik
Editor: Sianturi