SALAM PAPUA (TIMIKA) – Kepala Bulog KCP Timika, Dedy Wahyudi, mengungkapkan bahwa seluruh pasokan beras di Bulog Timika saat ini berasal dari produksi dalam negeri, khususnya dari wilayah Merauke, dengan tingkat kepatahan (broken rice) mencapai 25 persen.

“Kali ini kami 100 persen menggunakan beras dari Merauke. Berbeda dengan sebelumnya yang tingkat kepatahannya hanya 5 persen karena menggunakan beras impor. Sekarang kami fokus pada pengadaan beras lokal untuk memenuhi cadangan beras pemerintah,” jelas Dedy pada Kamis (24/4/2025).

Meskipun tingkat kepatahan cukup tinggi, Dedy menegaskan bahwa kualitas rasa beras lokal tidak kalah dari beras impor. “Setiap beras yang masuk ke gudang Bulog selalu kami uji coba terlebih dahulu. Untuk tekstur dan rasa, beras Merauke lebih pulen dan enak dibandingkan beras impor,” tuturnya.

Terkait keluhan kualitas beras yang dibagikan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kabupaten Mimika, Dedy menyampaikan permohonan maaf dan membuka opsi penggantian.

“Saya mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Jika memang ada beras yang dinilai tidak layak konsumsi, silakan dibawa kembali ke kantor Bulog, dan akan kami ganti dengan beras yang lebih baik,” ujar Dedy.

Ia juga menambahkan bahwa Bulog Timika saat ini melayani dua kabupaten, yakni Kabupaten Mimika dan Kabupaten Puncak. Menurutnya, keluhan terkait kualitas beras sangat jarang terjadi karena setiap pasokan yang masuk sudah melewati proses pemeriksaan ketat.

“Beras yang rusak itu tidak disengaja. Semua beras telah melalui proses pengecekan sebelum disalurkan ke masyarakat. Kami pastikan kualitas beras tetap dalam kondisi baik saat keluar dari gudang,” tegasnya.

Penulis: Evita

Editor: Sianturi