SALAM PAPUA (TIMIKA)- Night eating syndrome merupakan
istilah untuk menggambarkan gangguan makan yang terjadi bersamaan dengan
gangguan tidur. Bila dibiarkan, penderitanya rentan mengalami berat badan
berlebih, depresi, bahkan penyakit kronis, seperti tekanan darah tinggi dan
diabetes.
Penderita night eating syndrome tidak memiliki kendali atas
keinginan makan sebelum atau selama tidur malam. Oleh karena itu, orang yang
mengalaminya akan tidur lebih larut atau terbangun terus-menerus di tengah
malam hanya untuk makan lalu tidur kembali.
Penderita night eating syndrome juga merasa kurang nafsu
makan pada siang hari dan sering melewatkan sarapan.
Berbagai Gejala Night Eating Syndrome
Gejala night eating syndrome dapat berlangsung selama
beberapa minggu hingga bulan. Penderitanya dapat menunjukkan gejala berupa:
1. Terus terbangun di tengah malam untuk makan
Penderita night eating syndrome biasanya sering terbangun di
tengah malam untuk makan dan harus merasa kenyang agar bisa tidur kembali.
Kondisi ini dapat terjadi bukan hanya sekali, tetapi beberapa kali dalam satu
malam.
2. Makan banyak di malam hari
Orang dengan kelainan ini biasanya ingin banyak makan di
malam hari, baik makanan berat maupun camilan. Jenis makanan yang biasanya
diinginkan penderita night eating syndrome adalah makanan tinggi kalori,
makanan tinggi karbohidrat, dan makanan tinggi gula.
3. Nafsu makan turun di siang hari
Penderita night eating syndrome juga biasanya mengalami rasa
lapar intens yang terjadi pada sore dan malam hari. Penderitanya mungkin tidak
merasa lapar saat bangun di pagi hari sehingga sering melewatkan sarapan,
bahkan makan siang.
4. Depresi
Orang dengan kondisi night eating syndrome sering kali tidak
memiliki kontrol atas keinginan makannya, sehingga berat badannya dapat
bertambah secara cepat dalam waktu singkat. Hal ini membuat penderitanya
cenderung merasa malu, sedih, bahkan depresi.
Penyebab Night Eating Syndrome
Belum diketahui secara pasti mengapa seseorang dapat
menderita night eating syndrome. Akan tetapi, para ahli percaya sindrom ini
dapat muncul karena gangguan siklus tidur atau ritme sirkadian tubuh. Kondisi
ini terjadi ketika jam biologis tubuh tidak dapat menyesuaikan dengan waktu
tidur dan makan.
Selain itu, ada beberapa faktor yang membuat seseorang lebih
rentan mengalami night eating syndrome, yaitu: Orang yang mengalami gangguan
mental, penggunaan obat antipsikotik, diet di siang hari, kebiasaan merokok, depresi,
insomnia, sleep apnea dan restless legs syndrome
Dampak Kesehatan Night Eating Syndrome
Jika dibiarkan dan dilakukan terus-menerus tanpa penanganan,
night eating syndrome bisa berdampak serius pada kesehatan. Kebiasaan ini dapat
menurunkan kualitas tidur penderitanya karena harus terbangun di tengah malam.
Penderita night eating syndrome juga kerap tidur lebih larut
untuk memenuhi keinginan makan terlebih dahulu. Bila tidur terlalu larut dan
harus bangun di pagi hari untuk bekerja, penderita night eating syndrome tentu
kurang waktu tidur dan bisa berdampak pada konsentrasinya saat beraktivitas.
Selain itu, kebiasaan ini juga membuat penderitanya sulit
mempertahankan berat badan ideal, apalagi jika makanan yang dikonsumsi tinggi
kalori, garam, lemak, dan gula. Oleh sebab itu, penderita night eating syndrome
rentan mengalami obesitas, tekanan darah tinggi, atau diabetes.
Terbangun di malam hari karena ingin makan merupakan hal
yang wajar bila terjadi sesekali. Namun, jika terbangun di malam hari karena
ingin makan berlangsung selama beberapa minggu hingga berbulan-bulan sampai
mengganggu aktivitas sehari-hari, segera konsultasikan ke psikolog atau
psikiater untuk mendapatkan penanganan yang tepat. (Alodokter)
Editor: Sianturi