SALAM PAPUA (JAKARTA) – Tantrum adalah istilah yang
digunakan untuk mendeskripsikan perilaku marah-marah atau mengamuk pada anak
untuk meluapkan emosinya. Misalnya seperti menangis kencang, melempar barang
yang ada di sekitarnya, hingga berguling di lantai.
Kondisi ini sebenarnya wajar terjadi di masa pertumbuhan
anak, khususnya anak yang berusia di bawah lima tahun. Tantrum bisa terjadi
ketika anak sedang lelah, lapar, merasa tidak nyaman, atau karena mereka tidak
bisa mendapatkan sesuatu yang diinginkannya.
Kendati demikian, ibu mungkin panik jika berhadapan dengan
anak yang mengalami tantrum. Nah, tidak
perlu terlalu khawatir, sebab ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
mengatasinya. Penasaran apa saja caranya? Yuk, ketahui ulasannya di sini!
Ini Cara Mengatasi Anak yang Tantrum
Terdapat beberapa cara yang dapat ibu lakukan untuk
mengatasi anak tantrum, antara lain:
1. Abaikan Anak
Hal pertama yang dapat dilakukan untuk mengatasi anak yang
tantrum adalah dengan mengabaikannya. Ibu juga perlu berhenti memberikannya
perhatian kepadanya agar anak tidak semakin meningkat kemarahannya. Namun,
tindakan mengabaikan ini sebaiknya hanya dilakukan selama anak tidak berada
dalam situasi yang membahayakan dirinya. Maka dari itu, pastikan untuk
mendiamkan dan meninggalkan anak sejenak dan datangi kembali beberapa waktu
kemudian.
2. Mengatasi Perilaku Agresifnya
Anak yang sedang tantrum dapat melakukan beberapa hal yang
agresif. Misalnya seperti memukul, membanting atau melempar barang, hingga
menendang sesuatu. Jika hal ini terjadi, ibu perlu mengatasi perilaku
agresifnya dengan segera. Nah, hal yang perlu ibu lakukan adalah memberitahukan
anak bahwa menyakiti orang lain atau merusak barang merupakan tindakan yang
tidak baik.
Namun, pastikan ibu memberitahu anak dengan cara lembut dan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti olehnya. Sebab, menggunakan tindakan
atau kata-kata keras yang menyakitkan tidak akan efektif dalam mengatasi
tantrum. Hal tersebut justru malah dapat menimbulkan trauma psikologis pada
diri anak.
3. Biarkan Anak Marah
Terkadang, anak yang tantrum hanya perlu melampiaskan
amarahnya. Maka dari itu, biarkan anak untuk marah ketika dirinya tantrum,
selama tidak melakukan hal berbahaya bagi dirinya. Cara ini diyakini dapat
membantu anak-anak untuk belajar melampiaskan amarah dengan cara yang tidak
merusak. Alhasil, ketika dirinya sudah beranjak besar, anak diharapkan mampu
mengendalikan dirinya dengan baik tanpa harus adu mulut dengan orangtuanya.
4. Orangtua Perlu Menahan Diri untuk Berteriak
Ibu perlu ingat kalau anak merupakan cerminan dari kedua
orangtuanya. Jika ibu berteriak ketika anak sedang tantrum, maka anak biasanya
akan ikut teriak untuk menyamai volume suara ibu. Sebab, hal ini dilakukan anak
agar dirinya bisa terlibat dalam komunikasi yang setara dengan orangtuanya.
Tantrum dapat disebabkan oleh hal yang sederhana, contohnya
ketika seorang anak ingin mengenakan sepatu, tapi gagal. Jika hal ini memang
penyebabnya, ibu bisa menanyakan dengan lembut mengapa dirinya marah, dan
membantu hal yang tidak dapat ia lakukan sendiri.
Itulah beberapa cara untuk mengatasi anak yang sedang
tantrum. Mulai dari mengabaikan anak, mengatasi perilaku agresifnya, hingga
membantu anak melakukan hal yang tidak dapat dilakukannya. Jika beberapa cara
tersebut sudah dilakukan namun hasilnya nihil, cara terakhir yang dapat ibu
lakukan adalah dengan memeluknya erat. Sebab, pelukan diyakini dapat meredakan
amarah yang tengah meluap dalam diri si buah hati.
Namun, jika memeluk anak tak kunjung membuatnya tenang,
sebaiknya ibu menghubungi psikolog anak untuk saran medis yang tepat. (Halodoc)
Editor: Sianturi