SALAM PAPUA (TIMIKA) - PT Freeport Indonesia (PTFI)
menggelar pembukaan peringatan Bulan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Nasional (BK3N) dengan tagline “Kerja Selamat Produksi Hebat”, yang
dilaksanakan di Kompleks Maintenance Mile 32, Jumat (10/1/2025).
Perayaan BK3N ini mengangkat tema “Penguatan Kapasitas
Sumber Daya Manusia Dalam Mendukung Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
Pertambangan (SMKP) Untuk Meningkatkan Produktivitas”.
Mewakili Manajemen PTFI, Plt Kepala Teknik Tambang &
Senior Vice President Operation Maintenance, Rustiarso Rianto mengatakan, dari
tema tahun 2025 ini dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan sudah sangat
bagus, dalam pemgelolaan mitigasi dan meningkatkan budaya K3 di tempat
operasional.
“Perusahaan sudah sangat baik dalam meningkatkan K3, namun
dalam hal ini peran kita sebagai pekerja sangat dibutuhkan untuk menyukseskan
K3 ini, dan kolaborasi antar mitra sangat dibutuhkan, mengingat 70 persen
karyawan kita dari mitra,” ujarnya.
Ia menekankan, kejadian di masa lalu yang telah terjadi
harus menjadi pengingat bagi setiap pekerja. Sehingga pekerjaan yang mendatang
akan menjadi lebih baik.
“Kita harus ingat di tahun 2024 apakah kita telah
menjalankan budaya K3 dengan sungguh-sungguh, sehingga dapat mengantisipasi
kejadian yang fatal, dan K3 harus dilakukan dengan baik kedepannya,” jelasnya.
Selanjutnya mewakili Pemerintah, Plt Kepala Dinas Tenaga
Kerja, Trasmigrasi, Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Papua Tengah,
Gunawan Iskandar, ST MSi mengatakan, sesuai dengan data yang diterima, terdapat
209 perusahaan yang beroperasional di wilayah PTFI, 155 perusahaan kecil, 13
perusahaan menengah dan 41 perusahaan besar.
“Dengan jumlah karyawan PTFI kurang lebih 22.122 orang
kemudian ditambah dengan karyawan internal PTFI kurang lebih 6.500 orang,
pembentukan regulasi untuk tenagakerja tidak kalah penting dengan meningkatkan
pemahaman dan kesadaran semua pihak dalam norma ketenagakerjaan,” ucapnya.
Menurutnya, dengan adanya budaya K3 yang unggul, maka angka
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dapat ditekan. Yang pada akhirnya
dapat meningkatkan produktivitas kerja.
“Sistem manajemen K3 bukan hanya prosedur kebijakan, namun
harus didukung dengan SDM yang kompeten terlatih dan berbudaya K3. Yang mana
SDM tersebut akan mampu mengidentifikasi resiko secara proaktif, sehingga dapat
meminimalkan bahaya kerja,” ungkapnya.
Namun kata Gunawan, perusahaan perlu memberikan pemahaman tentang K3 kepada pekerjaan melalui pelatihan, sehingga SDM memiliki pemahaman lebih tentang keselamatan dan kepatuhan budaya K3.
“SDM merupakan kunci utama dalam keberhasilan budaya K3 ini.
BK3N ini merupakan pengingat, bahwa kesehatan dan keselamatan kerja adalah
investasi untuk keberlanjutan dengan penguatan kapasitas SDM kita, bukan hanya
menciptakan tempat kerja yang aman tetapi meningkatkan produktivitas Nasional,”
ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Panitia BK3N PTFI 2025, Catur Budiarto
menjelaskan, penerapan Sistem Manajemen Keselamatan adalah langkah penting,
dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi seluruh karyawan.
Namun, harus disadari bahwa keberhasilan penerapan ini sangat bergantung pada
kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada dalam organisasi. Oleh karena
itu, peningkatan kapasitas SDM menjadi elemen kunci untuk mencapai target yang
telah ditetapkan.
“Tema kali ini
mengingatkan kita akan pentingnya untuk terus memperhatikan dan meningkatkan
kemampuan SDM kita. Mengembangkan dan mengasah keterampilan, pengetahuan dan
kesadaran para pekerja merupakan investasi jangka panjang untuk keberhasilan
perusahaan dan kesejahteraan bersama,” tuturnya
Melalui upaya bersama dalam memperkuat kapasitas SDM, kita
dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan produktif. Selain
meningkatkan budaya keselamatan, dalam hal kesehatan kerja juga menjadi fokus
dalam kegiatan bulan K3 ini. Terutama pada hal yang berkaitan dengan program.
Lanjutnya, untuk mengurangi jumlah penyakit akibat kerja dan
juga kampanye kebersihan di lingkungan kerja maupun di tempat tinggal. Dengan
didukung penerapan teknologi dan informasi yang tepat, setiap dari kita
memiliki peranan penting untuk terlibat dalamprogram ini.
Catur menjelaskan, rangkaian kegiatan BK3N akan dilaksanakan
selama kurang lebih satu setengah bulan ke depan, dan dengan tetap melanjutkan
beberapa kegiatan sepanjang tahun 2025, dengan harapan semangat BK3N untuk
membudayakan keselamatan dan kesehatan dalam lingkungan kerja, akan terus dilakukan
sepanjang tahun, yang pada akhirnya akan mendukung juga produktivitas kerja.
Adapun beberapa rangkaian kegiatan Bulan K3 di PTFI tahun
2025 meliputi: Pertama, Kegiatan Strategis seperti kegiatan yang dilakukan saat
ini berupa apel dan pembukaan bulan K3, melanjutkan program keselamatan
interaksi orang dengan peralatan dan kendaraan bergerak, maupun program-program
lainnya yang berkaitan dengan Safety Initiative dari masing-masing divisi yang
saat ini masih berjalan.
Kedua, kegiatan Promotif seperti pemasangan spanduk, umbul
umbul di area kerja PTFI, Pameran K3 dan Expo sesuai dengan Tema utama Bulan K3
Nasional 2025, yang juga difokuskan dalam; peningkatan budaya berkendara dan
menggunakan jalan dengan selamat, kegiatan sosialisasi yang melibatkan
komunitas dan masyarakat di lingkungan kerja PTFI seperti seminar edukasi
keselamatan pengguna jalan bersama siswa dan guru sekolah-sekolah di Kuala
Kencana dan Tembagapura, maupun komunitas lainnya, kampanye Pencegahan Penyakit
Akibat Kerja, pentingnya MedicalCheck Up (MCU) yang terjadwal dan tindak
lanjutnya untuk kesehatan karyawan.
Tak lupa berbagai kompetisi juga diselenggarakan, seperti;
Pawai Safety Antar Divisi, Lomba pembuatan video singkat dengan tema "Saya
Berkendara dan Menggunakan Jalan dengan Selamat", Kompetisi area bersih di
lingkungan kerja, kompetisi antar PJO terkait program pencegahan fatalitas,
Kompetisi untuk Team Volunteer Fire Brigade, Escape Room di mana karyawan akan
memasuki suatu ruangan dan mencari kondisi atau tindakan tidak selamat untuk
dilaporkan dan diperbaiki, kompetisi standup for safety, Penggunaan SRLD, dan
juga dilakukannya kompetisi kesehatan fisik seperti lomba lari, kegiatan senam
bersama komunitas, serta kegiatan kesehatan fisik lainnya.
Dan terakhir kegiatan implementatif seperti program
pembinaan K3 yang berupa seminar/webinar keselamatan kerja serta perlindungan
dan kesehatan tenaga kerja. Selain kesehatan fisik, kegiatan yang bertujuan
untuk meningkatkan kesehatan mental di lingkungan kerja juga dilakukan. Untuk
kegiatan khusus para pekerja wanita, akan diadakan seminar Women Health
Awareness, dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang isu kesehatan
spesifik wanita.
“Yang penting yaitu melibatkan jajaran manajemen dalam
pemeriksaan K3 di area kerja karyawan, melalui Program Management dan Employee
Engagement,” pungkasnya.
Penulis: Evita
Editor: Sianturi